BUKTI KEBERADAAN SULAIMAN DI INDONESIA
Artikel ini adalah tafsiran dari KH Fahmi Basya tentang Siapa Pembangun Borobudur?:
"Dan Kami tundukkan angin bagi Sulaiman, yang perjalanan (angin)
di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanan (Angin) di
waktu sore sama dengan sebulan…”
(Q.S. Saba : 12/ 3412)
Dari
keterangan ayat tersebut di atas (Q.S. Saba : 12) bahwa Nabi Sulaiman
a.s. hidup di negeri yang perjalanan angin di waktu pagi sama dengan
perjalanan selama satu bulan begitupun dengan perjalanan angin di waktu
sore harinya, inilah yang kita kenal dengan Angin Muson yang terjadi di
Indonesia, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.
Angin Muson (Monsun)
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3
bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan
Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga
benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua
Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah
(depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi
(kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua
Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di
belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh
karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak
membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim
penghujan
Angin Muson bisa terjadi apabila suatu Negara berada diantara 2 (dua)
kontinen/benua. Indonesia sendiri berada di antara dua benua,yaitu
benua Asia dan Australia selain itu juga Indonesia berada di antara 2
(dua) samudera, yaitu samudera Pasifik dan samudera Atlantik.
Nama Sulaiman sendiri merupakan nama khas dari orang Jawa dan
merupakan satu-satunya nabi dan Rasul (yang wajib diketahui) yang
memiliki nama khas ini, yaitu perpaduan antara kata-kata Su-lai-man, sama halnya dengan nama-nama seperti Sudirman, Sukirman, Sutarman dll.
Selain itu kita sampai saat ini masih terdapat sebuah tempat/kota di
Jogjakarta dengan nama Sulaiman yaitu Sleman, di daerah ini terdapat
banyak sekali peninggalan dari masa lampau yang penuh misteri,
diantaranya bangunan Borobudur, Prambanan, Situs Ratu Boko dll.
Dari
beberapa sumber sejarah, Bangunan/candi Borobudur dibangun oleh Dinasti
Sailendra, namun itupun hanya sebatas perkiraan, karena tidak ada bukti
autentik yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Daoed Joesoef (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) dalam bukunya "BOROBUDUR” pada halaman 43, menjelaskan makna dari kata Sailendra berasal dari kata Saila indra yang
artinya Raja Gunung. Ini bisa difahami dalam beberapa kisah/legenda di
tanah Jawa khususnya di Trowulan (ibukota Majapahit), bahwa Sailendra
ini mampu menaklukkan gunung dan sanggup memutarnya saat melawan seorang
raksasa.
Dalam
sejarah Islam sendiri, kita mengenal satu-satunya nabi yang memiliki
mu’jizat sanggup menaklukkan gunung adalah Nabi Daud a.s. dan dalam
kisahpun Nabi Daud a.s. pernah mengalahkan seorang raksasa bernama
Jalut. Dialah ayah dari Nabi Sulaiman a.s.
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari
Kami. "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud” dan kami telah melunakkan besi untuknya.
(Q.S. Saba ; 10/ 3410)
Atau dari beberapa sumber, makna Sailendra inipun berasal dari kataSalin Indra yang artinya bisa menguasai/berganti-ganti alam, yaitu alam manusia , alam ghaib (jin/setan dll) dan alam binatang.
Satu-satunya Nabi yang menguasai alam-alam ini, sehingga mampu berkomunikasi bahkan menguasainya adalah Nabi Sulaiman a.s.
"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; ‘Hai manusia,
kami telah diberi pengertian tentang bahasa burung dan kami diberi
segala sesuatu. Sesungguhnya semua itu benar-benar suatu karunia yang
nyata”
(Q.S. An Naml : 16/ 2716)
"Dan dikumpulkan bagi Sulaiman tentaranya dari Jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib”
(Q.S. An Naml : 17/2717)
"Dan Kami tundukkan angin bagi Sulaiman, yang perjalanan (angin)
di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanan (Angin) di
waktu sore sama dengan sebulan dan kami alirkan cairan tembaga baginya.
Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di bawah kekuasaannya dengan
izin Tuhannya………..”
(Q.S. Saba : 12/ 3412)
Catatan Redaksi AYS:
Silahkan Bandingkan dengan informasi tentang Suatu Tempat bernama
Ofir, yang Nabi dan Raja Sulaiman AS, mengirimkan ekspedisi Kapal Laut
untuk pergi Ke Ofir dan pulanhnya membawa Berton-ton Emas dan Komoditi
berharga lainnya untuk Raja (Nabi) Sulaiman AS. Ofir= Nusantara (?).
Simak di:
In
times, when the Queen of Sheba, monarch of south part of Arabian
Peninsula called Arabia Felix, Lucky Arabia, visited King Solomon of
Israel, the wisdom of this uncommon monarch brought fully benefits. King
Solomon who finished to build great temple in Jerusalem, welcomed
prominent visit in his new built biggest and the most beautiful royal
palace. In that times flotilla of his ships was on the seas, going for
gold and other treasure to distant land Ofir, which was the biggest
blast furnaces of antiquity and produced for King Solomon astounding
quantity of rare copper. Briefly, King Solomon was monarch in a land,
which was, in a good sense, affected by economic miracle. It is good to
say, that the lion’s share on this had the Kings´ wisdom.
Three times a year, the King Solomon offered holocaust and peace
sacrifices on the altar, which was built to Lord and he burnt thyme in
front of Lord. And building of the temple was finished. The King Solomon
also constructed ships in Asiongaber, which was located near Eilat near
Red Sea in Edom. Hiram sent on the board with King Solomons´people his
people, sailors, who knew the sea. They were sailing to Ofir, they
brought from there four hundred and twenty talents of gold and gave it
to the King Solomon.” (Bible, 1Kr9, 25-28)
As time was flowing Ofir became legend. The fabulous place. In times
of the King Solomon at least Phoenician knew where it was situated. The
expedition was challenged by King of Israel, so they did not flow to
unknown. On the contrary, they flew to known, but very distant place.
Where was Ofir situated, is the question for researcher up to now. The
most feasible solution is seen to be the east cost of Africa. But it is
long almost ten thousand kilometres. It is said that every expedition to
Ofir, yes, it was not only one, took three years. It is known, that
those long voyages were not possible without any stop for filling up
food stocks, for ship repairing, for rest for sailors especially for
oarsmen. No wonder, that so voyage, which was thousands kilometres long,
prolonged for years. Even sometimes they sowed grain and they waited
for harvesting. In every case this journey was successful, because they
brought with them around twenty tons of gold. And except gold they
brought silver, ivory, rare animals, apes, peacocks. (Source: http://www.putnici.sk/newsread.php?newsid=1225) sumber lainnya : Selama ini diyakini bahwa negeri Saba berada di Yaman. Namun
berdasarkan kajian Indonesia Negeri Saba dan Borobudur peninggalan
Sulaiman As, bahwa Negeri Saba itu ada di Indonesia.
Ustadz Fahmi Basya, pimpinan Sains Spiritual Qur’an Dzikrul Lil Alamiin
membenarkan adanya jejak Nabi Sulaiman di tanah Jawa yang berjarak
waktu 30an abad lebih dan sekitar misteri Candi Borobudur sebagai ‘Arsy
Ratu Saba’ yang dipindahkan jin dalam semalam seperti diinpirasi oleh
ayat Al Quran terutama surah An Naml.
Setelah kita melakukan penelitian terbukti Negeri Saba itu adalah
Indonesia dengan pusat pemerintahan di Jawa. dan Arsy Saba yang
dipindahkan atas perintah Nabi Sulaiman As. adalah Borobudur yang
dipindahkan dari Ratu Boko, selama ini orang mengira di Yaman,” ujar
lulusan Matematika MIPA UI tahun 1983 ini pada acara Training Tematik
GampangUmrah – THE MIRACLE of KABAH di Jakarta, Sabtu lalu.
Secara metodologis, lontaran teori Stumbu didasarkan pada fakta-fakta
ayat Al Quran yang difahami secara yang kita fahami secara simbolik
berisi simbol-simbol matematis atas budaya penciptaan alam seisinya.
Melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang
mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana
keterangan Alquran.
Fahmi menyimpulkan, pertama bahwa penjelasan QS 27:22 tentang negeri
Saba tidak ditemukan di Yaman, sedangkan bukti tersebut ditemukan di
Pulau Jawa (Wana Saba). Sedangkan kedua, arti kata Saba (Sabun) tidak
ditemukan nama Sabun di Yaman, sedangkan arti lain kata Saba (hutan)
juga tidak ditemukan disana. QS 27:24 untuk Saba pada tempat mereka ada
ayat, dua hutan sebelah kanan dan kiri. Dalam kamus bahasa Jawi Kuno,
yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ bermakna hutan. Jadi, "Wana
saba atau Wonosobo adalah hutan Saba,” terang Fahmi.
Ketiga, lanjutnya, kandungan ayat QS 27:24 "…dan aku dapati dia dan
kaumnya bersujud kepada matahari dari selain Allah”. "Di dalam sejarah
tak ditemukan sebuah tempat di Yaman yang masyarakatnya bersujud kepada
matahari, sedangkan di Pulau Jawa berlokasi di Komplek Ratu Boko dengan
beberapa bukti pendukung,” tutur dosen Matematika UIJ ini.
Bukti keempat, sepeti pada ayat 27:40 adanya bangunan (arsy) yang
dipindahkan ke suatu lembah berjarak terbang burung dalam waktu singkat.
Tentang siapa yang memindahkan dan bagaimana dipindahkan, tafsir ayat
tersebut mengisahkan yang memindah singgasana Ratu Saba adalah JINN
IFRID selesai sebelum Nabi Sulaiman mengerlingkan mata.
"Terdapat peran Jin dalam realisasi ruang waktu disini, bahwa makhluk
ini memiliki syarat ilmiah memindahkan arsy Saba tersebut ke Lembah
Semut. Berdasarkan hukum kecepatan cahaya, makhluk Jin mampu dengan
mudah dan super cepat memindahkan suatu bangunan. Kita tahu, peristiwa
seperti ini bukan tidak pernah ada, bahkan terjadi pula di belahan bumi
lain,” pungkasnya.
Fakta kelima, lanjutnya. Lokasi kabar dalam QS 6:67 ada ditemukan
sisa-sisa dan tandanya di Komplek Ratu Boko yang berjarak 36 Km dari
Bukit Stumbu. Letak Bukit Stumbu di desa Karangrejo, sekitar 2,5 Km
sebelah barat daya Candi Borobudur, Magelang. Di lembah Stumbu inilah
arsy Saba tersebut dipindahkan sebagai kisah rakyat Candi Boko dan
Borobudur. Dalam QS 34:13 "Mereka kerjakan yang ia kehendaki dari
gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti
kolah dan kuali-kuali yang tetap.”
Keenam, ayat tentang Saba QS 34:16 ’dan sesuatu yang disebut Sidrin
Qolil ’ masih ditemukan bukti sedikit itu pada Gerbang Ratu Boko dan
Serpihan Stupa Candi Borobudur. Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin
qalil). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu
Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. "Ini
membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang
dipindahkan atas perintah Sulaiman,” tegas Fahmi.
Ayat ketujuh 34:16 "…dengan dua kebun yang mempunyai rasa buah pahit”
bisa ditemukan Pulau Jawa. "Makna buah Maja yang Pahit seperti ini
lagi-lagi tidak ditemukan di Negeri Yaman, bagi teori yang menyebut
lokasi sejarah Saba,” kata Fahmi.
Kedelapan, peristiwa besar yang disebut dalam QS 34:16 tentang adanya
Banjir yang merubah peta dataran Asia dengan adanya Palung Sunda.
"Maka kami menjadikan mereka buah mulut dan kami hancurkan mereka
sehancur-hancurnya. "
Bukti kesembilan ini terdapat pada QS 34:19. Fahmi menerangkan,
peristiwa banjir dahsyat tersaebut menyebabkan wilayah Saba hancur
menjadi berpulau-pulau, belum pernah dalam sejarah kehancuran suatu
negeri hingga menjadi lebih 17.000 pulau seperti Nusantara ini.
Kesepuluh, adanya catatan pembatasan pada perjalanan QS 34:18. Jarak
perjalanan dimaksud sebatas kekuatan terbang ideal seekor Burung (Hud
Hud) sepanjang 36 Km. Angka ini, tambah Fahmi, merupakan bukti kesebelas
keberadaan Saba di Jawa Tengah, merupakan jarak antara Komplek Ratu
Boko sekarang dengan lokasi Candi Borobudur di Magelang.
Keduabelas, adanya surat Nabi Sulaiman (27:28) yang dibawa burung Hud
Hud kepada Ratu Balkis, tiada lain dicampakkan kaki-kaki burung
tersebut di pelataran istana Boko yang disebutnya sebagai Sidril Qolil,
kata ini dua kali ditemui di dalam Al-Qur’an.
"Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur
bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain,
seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya,” terangnya.
Ketigabelas, adanya taabut peti wasiat. Konon, di dalamnya terdapat
kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada
relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga
oleh seseorang.
Dari QS 27:29-30 Ratu Balqis mengatakan, "Hai pembesar-pembesar,
sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sungguh (isi)nya: "Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.’
Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk
kekayaan Nabi Sulaiman. Surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi
Ratu Boko.
"Inilah beberapa pembuktian secuil kisah Nabi Sulaiman yang sampai
kepada pemahaman bahwa Negeri Saba benar-benar terhubung kepada bangunan
arsy di Jawa,” kata Fahmi.
Sumber : http://www.ummatonline.net/benarkah-indonesia-negeri-saba-yang-hilang
|